Rabu, 18 Oktober 2017

KEUNIKAN DAN EKSOTISME CANDI MERAK

Candi Merak memang tidak setenar dan semegah Candi Prambanan. Mengingat bangunannya yang tingginya hanya 12 meter dan terdiri dari satu candi induk yang menghadap ke timur dan tiga candi perwara yang semua menghadap ke barat ke arah candi induk, ini tergolong candi yang kecil. Namun  candi merak juga masih dijadikan tempat beribadatan pemeluk agama Hindu. Setiap  bulan Januari, dilokasi ini digunakan untuk menjalankan upacara hari raya Saraswati. Candi Merak terletak di Dukuh Candi, Kecamatan Karangnongko, Kabupaten Klaten. Yang menjadikan semakin unik, lokasi candi ini terletak di tengah-tengah pemukiman warga.
Candi ini dibangun pada zaman Mataram Hindu, era pemerintahan Wangsa Syailendra yang menganut agama Hindu Syiwa. Candi ini ditemukan semasa hindia-belanda sekitar tahun 1925. Berdiri di lahan yang ditumbuhi sebatang  pohon joho raksasa, dan bangunan candi sebagian besar tertimbun dalam tanah tepat di bawah pohon tersebut. Namun rindangnya  pohon Joho raksasa ini menyebabkan banyak burung merak senang bertengger diatas pohon, bahkan burung-burung merak juga membuat sarang di sekitar candi.
Suatu ketika pohon joho raksasa tersebut roboh karena dimakan usia. Di akar-akar  pohon besar itu ternyata tersimpan reruntuhan lain dari badan candi  beserta arca dan bebatuan lainnya. Kala itu candi yang ditemukan itu belum memiliki nama, mengingat lokasi candi  dijadikan sebagai sarang burung Merak maka candi tersebut  dinamakan “Candi Merak”.

Beberapa keunikan candi merak adalah  keberadaan arca Ganesha pada sisi luar badan candi. Arca Durga di relung candi memiliki enam tangan karena pada umumnya arca Durga yang ditemukan di Indonesia kebanyakan memiliki delapan tangan. Makara berbentuk kepala ular karena umumnya di candi-candi di Indonesia, makaranya berbentuk kepala naga. Relief lembu, naga, dan kura-kura pada bagian yoni, Yoni dengan relief seperti ini termasuk langka karena biasanya yoni digambarkan polos atau dilengkapi dengan ornamen naga, namun disini terdapat relief lembu, naga, dan kura-kura pada yoni ; lembu merupakan kendaraan Siva sementara kura-kura dan yoni sebagai lambang penyangga dunia. Relief tersebut menceritakan kebesaran Siva sebagai Mahadewa.

Candi Merak mengaalami tiga tahap pemugaran. Tahap pertama pemugaran pada tahun 2007 pada bagian kaki. Tahap kedua pada tahun 2010 pada tubuh candi. Tahap ketiga pada tahun 2011 pada atap candi. Saat dilakukan pemugaran, banyak struktur batu yang diganti, hal tersebut dikarenakan kondisi batu-batuan yang lama sudah banyak yang rusak dan tidak bisa dipakai untuk mendirikan candi. Kondisi Candi Merak saat ini terlihat sangat indah dan terawat sehingga sangat potensial dikelola untuk pariwisiata, sebagai sarana edukasi para pecinta sejarah, dan sangat bagus juga bagi para pecinta fotografi.




Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Candi Plaosan Lambang Toleransi dan Cinta Sejati

Jawa Tengah adalah salah satu privinsi di Pulau Jawa yang menyimpan jutaan sejarah tentang peradaban umat manusia. Betapa tidak, letaknya...